Psikologi Konstitusi dan Personologi
Hippocrates : Konstitusi Humors. Tipologi (pengelompokkan manusia menjadi tipe tertentu) sebagai suatu pendekatan dalam memahami manusia, sudah dilakukan orang sejak jaman dahulu. Hippocrates adalah bapak ilmu kedokteran, disebut juga pelopor psikologi konstitusi. Pada awalnya, Hippocrates mengemukakan dua kelompok manusia, yaitu : (1) Orang yang memiliki fisik kekar-berotot-kuat. Orang dalam kelompok ini biasanya mudah mengalami penyakit kardiovaskular dan thrombosis ; (2) Orang yang memiliki fisik yang lembut-lurus-lemah.
Orang dalam kelompok ini biasanya mudah mengalami penyakit tuberkolosis. Kemudian, Hippocrates mengemukakan empat humors atau cairan dalam tubuh, yang menjadi penentu temperamen manusia. Keempat cairan itu adalah darah (blood), lendir (phlegm), empedu hitam (black bile), dan empedu kuning (yellow bile). Jumlah berlebih (preponderan) dari salah satu cairan itu akan menjadikan orang memiliki tipe kepribadian tertentu.
Beberapa abad kemudian, beberapa tokoh seperti Galen, Kant, Enselhans, Bahsen, Maumann, dan Heymann mengemukakan tipologi yang mirip dengan Hippocrates. Mereka menggunakan nama tipe kepribadian yang sama, namun berbeda dalam menjelaskan ciri atau sifat kepribadiannya. Franz Joseph Gall : Phrenologi. Pada akhir abad 17, F.J. Gall dan Johann Friedrich Spuzheim mengembangkan phrenology, yaitu kajian ilmiah mengenai pikiran manusia.
Dasar pemikiran mereka adalah : (a) Otak adalah organ untuk berpikir ; (b) Pikiran merupakan kumpulan berbagai unsur kemampuan atau potensi ; (c) Potensi yang berbeda itu menempati bagian tertentu, sehingga otak bukanlah organ tunggal, melainkan kumpulan organ yang berisi potensi tertentu ; (d) Ukuran organ di otak menentukan kekuatan potensi yang menempatinya ; (e) Bentuk otak ditentukan oleh perkembangan berbagai organ yang ada ; (f) Tengkorak terbentuk mengikuti bentuk otak, sehingga dataran otak dapat dibaca sebagai indeks sikap dan kecenderungan universitas psikologi yang akurat.
Dengan demikian, mereka meyakini bahwa dengan mengukur permukaan dan keanehan bentuk tengkorak, dapat menemukan perkembangan bagian tertentu dari organ otak, yang pada akhirnya dapat menyimpulkan potensi (sikap, sifat, kecerdasan, karakter) yang menonjol pada diri seseorang. Ernst Kretschmer: Konstitusi Fisik. Kretschmer adalah seorang psikiatris. Ia menyadari bahwa ada hubungan antara bentuk tubuh tertentu dengan dua jenis gangguan mental (manik depresif dan skizofrenia).
Melalui penelitian terhadap foto-foto respondennya, ia membedakan empat macam bentuk tubuh, yang terkait dengan sifat kepribadian normal. Kepribadian Statis Sheldon Sheldon menyebut penelitian mengenai bentuk dan ukuran tubuh manusia sebagai psikologi statis atau morfologi. Sheldon meyakini bahwa dengan memahami struktur tubuh manusia, maka dapat memahami dinamika manusia, yaitu cara bergerak, merasa, berpikir, dan bertingkah laku. Dalam struktur biologis, ada yang disebut morfogenotip, yaitu struktur dan susunan tubuh manusia yang ditentukan dari keturunan.
Genotip ini sulit untuk diamati langsung. Namun, genotip yang terus menerus berinteraksi dengan lingkungan akan membentuk struktur dan susunan tubuh yang dapat diamati, yang disebut dengan fenotip. Morfogenotip tidak dapat diukur secara langsung sehingga Sheldon menyusun somatotype, yaitu suatu pengukuran terhadap tubuh fenotip untuk memahami morfogenotip. Caranya adalah dengan : (1) memakai teknik foto standar terhadap semua responden, yaitu 4000 mahasiswa pria.
Responden di foto di depan layar berwarna lembut, di foto dari jarak yang sama, menggunakan lensa dengan diafragma yang sama, di foto dari samping, depan, dan belakang ; (2) Sheldon mengukur pandoral indeks, yaitu tinggi badan dibagi akar pangkat tiga berat badan, mengukur tinggi badan maksimum pada saat kemasakan dicapai, dan mengukur trunk indeks, yaitu lingkar dada dibagi lingkar perut ; (3) Sheldon menyimpulkan nilai umum dari berbagai sifat fisik hasil pengukuran fenotip. Prosedur ini disebut dengan Somatotype Performance Test.
Orang dalam kelompok ini biasanya mudah mengalami penyakit tuberkolosis. Kemudian, Hippocrates mengemukakan empat humors atau cairan dalam tubuh, yang menjadi penentu temperamen manusia. Keempat cairan itu adalah darah (blood), lendir (phlegm), empedu hitam (black bile), dan empedu kuning (yellow bile). Jumlah berlebih (preponderan) dari salah satu cairan itu akan menjadikan orang memiliki tipe kepribadian tertentu.
Beberapa abad kemudian, beberapa tokoh seperti Galen, Kant, Enselhans, Bahsen, Maumann, dan Heymann mengemukakan tipologi yang mirip dengan Hippocrates. Mereka menggunakan nama tipe kepribadian yang sama, namun berbeda dalam menjelaskan ciri atau sifat kepribadiannya. Franz Joseph Gall : Phrenologi. Pada akhir abad 17, F.J. Gall dan Johann Friedrich Spuzheim mengembangkan phrenology, yaitu kajian ilmiah mengenai pikiran manusia.
Dasar pemikiran mereka adalah : (a) Otak adalah organ untuk berpikir ; (b) Pikiran merupakan kumpulan berbagai unsur kemampuan atau potensi ; (c) Potensi yang berbeda itu menempati bagian tertentu, sehingga otak bukanlah organ tunggal, melainkan kumpulan organ yang berisi potensi tertentu ; (d) Ukuran organ di otak menentukan kekuatan potensi yang menempatinya ; (e) Bentuk otak ditentukan oleh perkembangan berbagai organ yang ada ; (f) Tengkorak terbentuk mengikuti bentuk otak, sehingga dataran otak dapat dibaca sebagai indeks sikap dan kecenderungan universitas psikologi yang akurat.
Dengan demikian, mereka meyakini bahwa dengan mengukur permukaan dan keanehan bentuk tengkorak, dapat menemukan perkembangan bagian tertentu dari organ otak, yang pada akhirnya dapat menyimpulkan potensi (sikap, sifat, kecerdasan, karakter) yang menonjol pada diri seseorang. Ernst Kretschmer: Konstitusi Fisik. Kretschmer adalah seorang psikiatris. Ia menyadari bahwa ada hubungan antara bentuk tubuh tertentu dengan dua jenis gangguan mental (manik depresif dan skizofrenia).
Melalui penelitian terhadap foto-foto respondennya, ia membedakan empat macam bentuk tubuh, yang terkait dengan sifat kepribadian normal. Kepribadian Statis Sheldon Sheldon menyebut penelitian mengenai bentuk dan ukuran tubuh manusia sebagai psikologi statis atau morfologi. Sheldon meyakini bahwa dengan memahami struktur tubuh manusia, maka dapat memahami dinamika manusia, yaitu cara bergerak, merasa, berpikir, dan bertingkah laku. Dalam struktur biologis, ada yang disebut morfogenotip, yaitu struktur dan susunan tubuh manusia yang ditentukan dari keturunan.
Genotip ini sulit untuk diamati langsung. Namun, genotip yang terus menerus berinteraksi dengan lingkungan akan membentuk struktur dan susunan tubuh yang dapat diamati, yang disebut dengan fenotip. Morfogenotip tidak dapat diukur secara langsung sehingga Sheldon menyusun somatotype, yaitu suatu pengukuran terhadap tubuh fenotip untuk memahami morfogenotip. Caranya adalah dengan : (1) memakai teknik foto standar terhadap semua responden, yaitu 4000 mahasiswa pria.
Responden di foto di depan layar berwarna lembut, di foto dari jarak yang sama, menggunakan lensa dengan diafragma yang sama, di foto dari samping, depan, dan belakang ; (2) Sheldon mengukur pandoral indeks, yaitu tinggi badan dibagi akar pangkat tiga berat badan, mengukur tinggi badan maksimum pada saat kemasakan dicapai, dan mengukur trunk indeks, yaitu lingkar dada dibagi lingkar perut ; (3) Sheldon menyimpulkan nilai umum dari berbagai sifat fisik hasil pengukuran fenotip. Prosedur ini disebut dengan Somatotype Performance Test.