Wisata Budaya Batu Angkek-Angkek

Wisata Budaya Batu Angkek-Angkek
Batu Angkek-Angkek
Bumi Minangkabau tidak hanya indah dengan panorama pegunungan dan pantai, namun juga sarat legenda dan cerita rakyat yang menarik. Legenda ini kemudian dijadikan kawasan wisata.

Batu Angkek-angkek merupakan salah satu objek wisata yang ramai dikunjungi, baik oleh wisatawan dalam negeri maupun luar negeri. Konon, batu ini dapat meramal keinginan seseorang. Jika keinginannya tercapai maka batunya mudah diangkat, tetapi sebaliknya jika tidak, maka batunya akan sulit untuk diangkat.

Wisata budaya Batu Angkek-Angkek terletak di Kabupaten Tanah Datar. Tepatnya di Rumah Gadang

Batu Angkek-Angkek jika diterjemahkan secara harfiah ke dalam bahasa Indonesia artinya adalah batu angkat-angkat. Namun secara makna berkaitan dengan mitos masyarakat di daerah wisata budaya Kenagarian Sungayang ini. Menurut ceritanya ketika pengunjung mampu mengangkat batu tersebut setelah dia melontarkan harapannya di masa depan, maka impian dan harapan tersebut akan dengan mudah dia raih. Jika begitu berat untuk diangkat tapi masih bisa diangkat maka impian tersebut akan bisa diraih dengan perjuangan yang sulit. Tetapi, Jika tidak mampu mengangkatnya berarti impian tersebut sungguh akan sangat sulit sekali untuk diraih alias lebih baik mencari impian lain.

wisata budayaBagi sebagian orang mungkin ini mitos tapi banyak orang telah membuktikan kebenarannya. Bagi sebagian orang mungkin terlihat syirik tapi sebenarnya tidak. Sebelum kita melakukan prosesi pengangkatan terhadap batu ini, maka kita diwajibkan untuk berwudhu’ dulu. Dan ketika akan mengangkat batu kita diwajibkan untuk membaca al-fatihah dan shalawat nabi. Kemudian tatkala kita mengutarakan impian kita maka kita harus berdoa bahwa Allah akan memberikan petunjuk kepada kita perihal impian tersebut. Jika mampu diraih maka ringankanlah batu tersebut dan kita bisa mengangkatnya tapi jika tidak mampu diraih maka beratkanlah batu tersebut. Menurut masyarakat kita bisa menanyakan 3 impian. Adapun hikmah yang terkandung dari Batu Angkek-Angkek ini adalah dimana Minangkabau merupakan suku yang memegang teguh ajaran Islam. Ibarat pepatah “adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah”.
Datuak Bandaro Kayo, Kenagarian Sungayang. Destinasi Batu Angkek-Angkek ini adalah lanjutan dari tulisan pertama tentang Istano Basa Pagaruyuang dan Balerong Sari juga tulisan kedua tentang Rumah Tuo Kampai Nan Panjang.

Kenyataannya, sampai saat sekarang tidak ada yang bisa menjelaskan kenapa berat batu tersebut selalu berubah-ubah. Inilah salah satu bukti dari daya tarik wisata sejarah dan wisata budaya di daerah ini.

Dekat dari kawasan Batu Angkek-Angkek ini juga terdapat salah satu grup randai (kesenian drama tradisional ala Minangkabau) bernama Rambun Pamenan. Jika Anda berkunjung ke Sungayang, alangkah baiknya untuk menyaksikan atraksi randai tersebut karena dalam kesenian randai Anda akan melihat beberapa kesenian menyatu dalam setiap pertunjukannya. Kesenian tarik suara melalui lagu yang dilantunkan, kesenian musik melalui musik yang mengiringi, kesenian drama melalui cerita yang ditampilkan lakon, kesenian tari melalui gerakan randai itu sendiri. Perlu diketahui bahwa gerakan randai berdasar pada gerak silat Minangkabau. Tentu atraksi randai yang Anda saksikan menjadi pelengkap dalam destinasi wisata budaya di Tanah Datar.

Postingan populer dari blog ini

Cara Mengecheck Kecepatan Blog dan Website

Macam-Macam Mesin Pencari Selain Google

Download Novel Ebook "The Alchemist"